Taman Sari, Water Castle in Jogja

 

starjogja.com


Taman Sari merupakan salah satu tempat wisata yang populer di Jogja. Taman Sari dikenal sebagai taman air atau istana air karena terdapat kolam di dalamnya. Banyak wisatawan dalam negeri dan turis yang berkunjung ke Taman Sari. Banyak wisatawan yang senang berkunjung kesini karena bangunannya yang kuno peninggalan jaman dulu, tempatnya yang bersih, dan terdapat kolam yang bersih di tengahnya yang cocok untuk spot berfoto. Tempat Wisata Taman Sari terletak dikota Yogyakarta, tepatnya di Patahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta. Lokasinya berada di dalam Kompleks Kraton Yogyakarta, sekitar 650 meter atau tujuh menit berjalan kaki. harga tiket masuk Taman Sari Jogja berbeda antara wisatawan domestik dan internasional. Harga tiket masuk untuk wisatawan domestik adalah Rp 5.000 per orang, sedangkan harga tiket masuk wisatawan asing adalah Rp 15.000 per orang. 

Djoko Soekiman dalam buku Taman Sari (1993) menuturkan bahwa Taman Sari dibangun oleh Pangeran Mangkubumi atau Sultan Hamengku Buwono I, yang merupakan pendiri Keraton Yogyakarta.
Djoko menuturkan bahwa Taman Sari merupakan sebuah taman air yang berada di dalam sebuah benteng. Dulunya, fungsi dari Taman Sari adalah tempat rekreasi dan peristirahatan bagi Sultan Hamengku Buwono I, permaisuri, anak-anak, dan kerabatnya. Taman Sari memiliki arsitektur yang menggabungkan budaya Jawa, Eropa, Hindu, dan China. Arsitek yang terlibat dalam pembangunan Taman Sari antara lain adalah Tumenggung Mangundipuro, Pangeran Notokusumo, dan Demang Tegis (seorang Portugis).

Kompleks Taman Sari setidaknya dapat dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama adalah danau buatan yang terletak di sebelah barat. Bagian selanjutnya adalah bangunan yang berada di sebelah selatan danau buatan antara lain Pemandian Umbul Binangun. Bagian ketiga adalah Pasarean Ledok Sari dan Kolam Garjitawati yang terletak di selatan bagian kedua. Bagian terakhir adalah bagian sebelah timur bagian pertama dan kedua dan meluas ke arah timur sampai tenggara kompleks Magangan.

Pembangunan Tamansari dimulai pada tahun 1758 M yang ditandai dengan candra sengkala "Catur Naga Rasa Tunggal" yang menunjukan tahun 1684 Jawa. Sengkalan ini dapat ditemukan pada Gapura Panggung, salah satu pintu utama di sisi timur Tamansari. Desain Tamansari didasarkan pada gagasan dari Sri Sultan Hamengku Buwono I, kemudian gambar teknisnya dikerjakan oleh seorang berkebangsaan Portugis yang dikenal sebagai Demang Tegis. Sehingga dapat dilihat bahwa bangunan Tamansari memiliki seni arsitektur Eropa yang sangat kuat namun makna simbolis unsur budaya Jawa juga tetap dipertahankan. Tamansari atau yang sering disebut dengan Water Castle ini merupakan pesanggrahan Sultan Jogja dan keluarganya. Pesanggrahan ini memiliki komponen pertahanan sehingga dahulu Tamansari juga digunakan sebagai tempat perlindungan.

Menurut laman Dinas Kebudayaan DIY, dahulu pada saat musuh menyerang Keraton, Sultan dan keluarganya dapat menyelamatkan diri lewat jalan bawah tanah. Kemudian pada saat mereka sudah berada dalam keadaan aman, pintu air akan dibuka sehingga air akan mengaliri jalan tersebut dan menenggelamkan musuh-musuh yang mengejar. Salah satu bangunan di dalam Tamansari yang dikelilingi oleh benteng tinggi yang berbentuk seperti kolam juga dibangun khusus oleh Sultan dan keluarganya untuk mandi. Dahulu Tamansari sering dipergunakan untuk mandi para istri-istri Sultan. Di Tempat ini, wisatawan juga akan menemukan tempat semacam Menara yang dipergunakan Sultan untuk melihat dan mengamati istri-istrinya yang sedang mandi.

Saat berkunjung ke Taman Sari, wisatawan akan menemukan kolam pemandian, tempat ganti pakaian, taman-taman, ruangan untuk menari, lorong-lorong bawah tanah, dan berbagai bangunan lainnya. Selain difungsikan sebagai tempat rekreasi, Taman Sari juga berfungsi sebagai areal pertahanan. Taman Sari memiliki luas lebih dari 10 hektare dengan sekitar 57 bangunan yang terdiri dari gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, danau buatan, pulau buatan, dan lorong bawah air. Selain mendapatkan edukasi mengenai sejarah dan budaya, wisatawan bisa berfoto di banyak spot, seperti tepi kolam, gapura, lorong, tangga, dan sebagainya. 

Sumber :
kompas.com
detik.com
cnnindonesia.com

Nama : Anindya Nathania Wijaya
Kelas : 9C
Absen ; 25





















Komentar

Postingan Populer